Assalamualaikum
Wr Wb.
Readers
yang saya sayangi dimanapun kalian berada.
Selamat malam, salam sejahtera untuk
kita semua. Malam hari yang indah ini, Rahma mau berbagi sedikit pengalaman.
Pengalaman membuat berbagai media pembelajaran khususnya pada pelajaran
matematika. Banyak siswa yang beranggapan bahwa matematika adalah sebuah
pelajaran yang sulit dan membosankan dikarenakan objeknya yang abstrak, konsep
dan prinsipnya berjenjang, dan prosedur pengerjaannya yang banyak memanipulasi
bentuk-bentuk membuat siswa seringkali mengalami kesulitan. Padahal banyak hal
yang menarik dari matematika, mulai dari keajaiban sampai pada permainan yang
menyenangkan. Pengembangan kreativitas dalam kegiatan belajar mengajar sangat
mutlak diperlukan, tidak hanya sekedar menyampaikan materi, tetapi juga
menanamkan pola pikir pada siswa bahwa matematika adalah pelajaran yang
menyenangkan dan tidak membosankan.
Dalam hal ini Rahma selaku mahasiswa pendidikan
matematika, menyajikan beberapa media pembelajaran sebagai pendukung proses
belajar mengajar. Salah satu media pembelajaran tersebut adalah alat peraga
yang dapat dimanfaatkan oleh siswa dalam pembelajaran Matematika Sekolah Dasar.
Alat peraga ini diberi nama “BAPER (Batang Perkalian)”. Nama tersebut
diadopsi dari alat peraga yang diciptakan oleh John Napier yang berbentuk
batang untuk memudahkan operasi hitung perkalian. Dan alat ini juga sudah
diinovasikan untuk memudahkan mahasiswa dalam menghitung perkalian semua basis
bilangan dalam mata kuliah teori bilangan tentang representasi bilangan bulat.
Alat Peraga merupakan suatu alat bantu
yang digunakan pengajar untuk memberikan pengajaran kepada murid yang tujuannya
agar siswa atau pelajar mampu mempelajari sesuatu bidang yang dipelajari, lebih
cepat memahami dan mengerti, dan lebih efektif serta efisien.
Batang perkalian adalah suatu alat
peraga yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran Matematika. Alat peraga
ini dapat disampaikan untuk semua kalangan pelajar, mulai dari siswa kelas III
Sekolah Dasar sampai dengan mahasiswa yang mempelajari tentang Operasi Bilangan
Bulat, dimana alat peraga ini dapat digunakan untuk mempermudah menghitung
operasi perkalian bilangan bulat.
Batang perkalian ini sudah Rahma dan
teman-teman buat dengan 2 varian, bagian depan dan bagian belakang. Pada bagian
depan dapat digunakan untuk menghitung perkalian sistem desimal atau basis 10,
dan bagian belakang dapat digunakan untuk menghitung perkalian basis 8.
Aturan Pengisian Angka dan Metode Pemakaian
1. Batang Perkalian Sistem Desimal
Kita
ambil contoh batang 4 dan batang 8. Setiap batang perkalian basis desimal
mempunyai sembilan baris.

a. Baris 1, diisi dengan 1 x 4 = 04
1 x 8 = 0
b.
Baris 2, diisi dengan 2 x 4 = 08
2 x 8 = 16c. Baris 3, diisi dengan 3 x 4 = 12
3 x 8 = 24
d. Dan seterusnya sampai
baris 9
Baris 9, diisi dengan 9 x 4 = 36
9 x 8 = 72
·
Cara
Penggunaan
Tentukan
hasil kali dari : 48 x 37 = ...
Langkah-langkahnya:
- Ambil batang 4 dan batang 8, kemudian tuliskan baris ke-3 dan ke-7 seperti gambar dibawah ini:
- Kemudian jumlahkan menurut arah diagonal panah dimulai dari kotak kanan ke kotak paling kiri.
- Kolom paling kanan 6, kolom berikutnya: 4 + 5 + 8 = 17, maka ditulis 7 dan 1 dituliskan ke kolom berikutnya.
- Kolom berikutnya 1 + 2 + 2 + 2 = 7
- Jadi hasil perkalian dari : 48 x 37 = 1776
2. Batang Perkalian Basis 8
Contoh
: tunjukan hasil 68 x 258 = ...?
Untuk
menunjukkan hasil 68 x 258 dengan
batang
perkalian ambillah batang perkalian basis 8.
Batang
tersebut kita susun sesuai dengan 258.
Setelah disusun, kita perhatikan baris yang ke 6. Bila digambar lagi baris keenam tersebut sebagai berikut:
Bilangan-bilangan
pada baris keenam kita jumlahkan dengan basis 8 searah diagonalnya, maka akan
diperoleh 1768.
Jadi,
hasil dari 68 x 258 = 1768.
Alat peraga “Batang Perkalian”
merupakan alat peraga yang dapat digunakan siswa dalam menghitung operasi
perkalian bilangan bulat. Kami membuat alat ini karena terinspirasi dari alat
peraga Tulang Napier yang diciptakan oleh John Napier pada tahun 1617.
Dikatakan tulang napier karena pada saat itu Ia menuliskan angka-angkanya pada
potongan tulang-tulang hewan. Seiring perkembangan zaman, banyak yang meniru
ciptaan dari John Napier ini dengan menuliskannya pada potongan batang-batang
pohon. Setiap batang yang terdiri dari 1 kolom kemudian dimasukkan kedalam satu
kotak kecil sehingga mudah dibawa kemana-mana.
Sedangkan batang perkalian yang saya
dan teman-teman buat, kami membuatnya dari steroform yang dilapisi angka-angka
yang kami cetak dengan komputer dan kami buat berwarna-warni agar lebih
menarik. Dan untuk kotaknya, kami membuatnya dari kertas padi yang kami bentuk
seperti balok tanpa tutup dengan bagian atas yang terbuka. Alat peraga ini
sengaja kami buat dengan ukuran yang lebih besar karena agar ketika
menyampaikan atau menjelaskan bagaimana pemakaian alat peraga ini kepada siswa
mereka bisa melihatnya dengan jelas sehingga mudah dimengerti.
Proses pembuatan “Batang Perkalian”
ini tidak membutuhkan waktu yang lama, kami hanya membutuhkan waktu 2 hari
setiap pulang kuliah untuk menyelesaikan alat peraga ini, karena cara
pembuatannya cukup sederhana, bagian tersulit hanya ketika pembuatan kotak
tempat meletakkan batang-batang tersebut, kertas padi yang terbilang tebal dan
keras cukup sulit ketika harus dilipat-lipat untuk membentuk sebuah kotak.
Pada hari Jumat, tanggal 22 Januari
2016 kami mendemonstrasikan alat peraga ini kepada teman-teman dikelas. Setelah
kami selesai mendemontrasikannya ada beberapa teman yang memberi komentar
positif dan saran yang membangun. Ada yang berkomentar bahwa alat peraga
ini bagus, karena dapat mengajarkan kita cara cepat menghitung perkalian yang
mungkin akan rumit jika dihitung dengan cara perhitungan biasa. Dan ada juga
yang berkomentar bahwa alat peraga yang kami buat cukup menarik perhatian
karena banyak terdiri dari warna-warna, dan mengingat sasaran dari alat peraga
ini adalah anak Sekolah Dasar dengan tampilan yang seperti ini akan membuat
mereka lebih tertarik untuk memperhatikan.
Selain memberi komentar ada juga yang
memberi saran bahwa sebaiknya disediakan tempat untuk menghitungnya, sehingga
lebih mudah ketika menjelaskan tanpa ada papan tulis disana. Dan ada juga yang
memberi saran bahwa sebaiknya batangnya itu dibungkus plastik agar tidak mudah
rusak saat nanti disimpan dilaboratorium.
Karena saran dari teman-teman
tersebut, akhirnya kami memperbaiki alat peraga kami. Dimana saat ini alat
peraga yang kami buat pada setiap batangnya sudah kami bungkus dengan plastik.
Dan pada bagian dalam kotak tepat menaruh batang-batang itu juga kami lapisi
dengan kertas putih yang dilapisi lagi dengan plastik, dan kami juga
menyediakan spidol yang kami ikat denga pita pada bagian kiri atas dari kotak
tersebut. Spidol tersebut berfungsi sebagai alat tulis dan kertas putih yang
dilapisi plastik pada bagian dalam kotak tersebut berfungsi sebagai tempat
menulis operasi yang akan dijalankan.
Okay, sudah panjang kali lebar rahma
menjelaskan alat peraga baper ini. Sekarang udah tau kan apa itu “BAPER”? Apa
saja kegunaannya? Bagaimana cara membuatnya? Dan bagaimana cara menggunakannya?
Pasti udah tau semua dong. Dicoba dirumah yaa, arraso?
Baiklah, rahma rasa cukup dulu ya
cerita-ceritanya. Nantikan cerita-cerita tentang Media Pembelajaran Matematika
yang tidak kalah menarik yaa. See you beloved readers ….
Wassalamualaikum Wr Wb
|
5 komentar:
Bagus banget ma, lengkap banget bahasannya, sarannya alat peraga batangnya itu dipikirin caranya supaya bisa ditempel di papan terus bisa dilepas lagi juga. Selebihnya udah keren banget ma. Semangat Rahma :)
Wow keren
isi blognya bagus dan mudah dimengerti ^^
Darimana teori baper ini?
Cara mengubahnya ke basis 8 bagaimana??
Misalnya tuh 7 x 7 = 49.
Ubah 49 k3 basis 8 bagaimana??
Posting Komentar